Jumat, 18 Maret 2011

Air Borne Disease



TUBERCULOSIS

Definisi
Tuberkulosis adalah suatu infeksi menular dan bisa berakibat fatal, yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum.
Tuberkulosis menunjukkan penyakit yang paling sering disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, tetapi kadang disebabkan oleh M.bovis atau M.africanum.
Bakteri lainnya menyebabkan penyakit yang menyerupai tuberkulosis, tetapi tidak menular dan sebagian besar memberikan respon yang buruk terhadap obat-obatan yang sangat efektif mengobati tuberkulosis.

Penyebab Penyakit
Bakteri Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis atau Mycobacterium africanum.
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu taha terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat Dormant, tertidur lama selama beberapa tahun.

Distribusi Penyakit
Di Indonesia maupun diberbagai belahan dunia. Penyakit tuberkulosis
merupakan penyakit menular yang kejadiannya paling tinggi dijumpai di India sebanyak 1.5 juta
orang, urutan kedua dijumpai di Cina yang mencapai 2 juta orang dan Indonesia menduduki
urutan ketiga dengan penderita 583.000 orang.
Menurut WHO (1999), di Indonesia setiap tahun terjadi 583 kasus baru dengan kematian
130 penderita dengan tuberkulosis positif pada dahaknya. Sedangkan menurut hasil penelitian
kusnindar 1990, Jumlah kematian yang disebabkan karena tuberkulosis diperkirakan 105,952
orang pertahun. Kejadian kasus tuberkulosa paru yang tinggi ini paling banyak terjadi pada kelompok masyarakat dengan sosio ekonomi lemah. Terjadinya peningkatan kasus ini disebabkan dipengaruhi oleh daya tahan tubuh, status gizi dan kebersihan diri individu dan kepadatan hunian lingkungan tempat tinggal.

Cara Penularan
Sumber penularana adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman keudara dalam bentuk Droplet (percikan Dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan diudara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernapasan. Selama kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran linfe,saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-nagian tubuh lainnya.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Masa Inkubasi
Adapun masa tunas(masa inkubasi) penyakit tuberkulosis paru adalah mulai dari
terinfeksi sampai pada lesi primer muncul, sedangkan waktunya berkisar antara 4 - 12 minggu
untuk tuberkulosis paru. Pada pulmonair progressif dan extrapulmonair, tuberkulosis biasanya
memakan waktu yang lebih lama, sampai beberapa tahun.

Faktor Resiko
Kepekaan untuk terinfeksi penyakit ini adalah semua penduduk, tidak ada perbedaan
antara laki-laki dan perempuan, tua muda, bayi dan balita. Kepekaan tertinggi pada anak kurang
dari tiga tahun terendah pada anak akhir usia 12-13 tahun, dan dapat meningkat lagi pada umur
remaja dan awal tua.

Pencegahan
Tindakan pencegahan dapat dikerjakan oleh penderita, masyarakat dan petugas
kesehatan.
A. Pengawasan Penderita, Kontak dan Lingkungan.
1. Oleh penderita, dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk dan membuang
dahak tidak disembarangan tempat.
2. Oleh masyarakat dapat dilakukan dengan meningkatkan dengan terhadap bayi harus
harus diberikan vaksinasi BCG.
3. Oleh petugas kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TB yang
antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang ditimbulkannya.
4. Isolasi, pemeriksaan kepada orang-orang yang terinfeksi, pengobatan khusus TBC.
Pengobatan mondok dirumah sakit hanya bagi penderita yang kategori berat yang
memerlukan pengembangan program pengobatannya yang karena alasan-alasan sosial
ekonomi dan medis untuk tidak dikehendaki pengobatan jalan.
5. Des-Infeksi, Cuci tangan dan tata rumah tangga kebersihan yang ketat, perlu perhatian
khusus terhadap muntahan dan ludah (piring, hundry, tempat tidur, pakaian), ventilasi
rumah dan sinar matahari yang cukup.
6. Imunisasi orang-orang kontak. Tindakan pencegahan bagi orang-orang sangat dekat (keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan lain) dan lainnya yang terindikasi dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi yang positif tertular.
7. Penyelidikan orang-orang kontak. Tuberculin-test bagi seluruh anggota keluarga dengan foto rontgen yang bereaksi positif, apabila cara-cara ini negatif, perlu diulang pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan, perlu penyelidikan intensif.
8. Pengobatan khusus. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tepat. Obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter diminum dengan tekun dan teratur, waktu yang lama ( 6 atau 12 bulan). Diwaspadai adanya kebal terhadap obat-obat, dengan pemeriksaan penyelidikan oleh dokter.
B. Tindakan Pencegahan.
1. Status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor menjadi sakit, seperti kepadatan hunian, dengan meningkatkan pendidikan kesehatan.
2. Tersedia sarana-sarana kedokteran, pemeriksaan penderita, kontak atau suspect gambas, sering dilaporkan, pemeriksaan dan pengobatan dini bagi penderita, kontak, suspect, perawatan.
3. Pengobatan preventif, diartikan sebagai tindakan keperawatan terhadap penyakit inaktif dengan pemberian pengobatan INH sebagai pencegahan.
4. BCG, vaksinasi, diberikan pertama-tama kepada bayi dengan perlindungan bagi ibunya dan keluarhanya. Diulang 5 tahun kemudian pada 12 tahun ditingkat tersebut berupa tempat pencegahan.
5. Memberantas penyakti TBC pada pemerah air susu dan tukang potong sapi, dan pasteurisasi air susu sapi.
6. Tindakan mencegah bahaya penyakit paru kronis karean menghirup udara yang tercemar debu para pekerja tambang, pekerja semen dan sebagainya.
7. Pemeriksaan bakteriologis dahak pada orang dengan gejala tbc paru.
8. Pemeriksaan screening dengan tubercullin test pada kelompok beresiko tinggi, seperti para emigrant, orang-orang kontak dengan penderita, petugas dirumah sakit, petugas/guru disekolah, petugas foto rontgen.
9. Pemeriksaan foto rontgen pada orang-orang yang positif dari hasil pemeriksaan tuberculin test.

Retno Andiyani
E2A009065

Food and Water Borne Disease

TYPUS ABDOMINALIS

Definisi
Typus abdominalis adalah Penyakit infeksi akut usus halus yang di sebabkanoleh Salmonella Typosa O, Salmonella H, Salmonella paratypi A , dan salmonella paratypi B (Soeparman 1997).
Penyakit typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut dengan gejala demam lebih dari 1 minggu. Gangguan pencernaan yang terjadi adalah bibir kering, lidah kotor, selaput putih, ada perut kembung nyeri tekan. Pada umumnya diare, kesadaran menurun ringan sampai berat umumnya apatis penurunan kesadaran ( Jumaidi, dkk 1997 ).

Epidemiologi
Infeksi berasal dari penderita atau seorang yang secara klinik tampak sehat tetapi yang mengandung kuman yang keluar bersama faecesnya atau bersama kemih (carrier). Kuman-kuman ini mengkontaminasi makanan, minuman dan tangan. Lalat merupakan penyebar kuman typhus terpenting, karena dari tempat kotor ia dapat mengotori makanan.

Masa inkubasi
Masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama) berkisar antara 1-3 minggu (rata-rata 10-14 hari)

Etiologi
a. Salmonella thyposa, basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak bersepora mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:
- antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)
- antigen H(flagella)
- antigen V1 dan protein membrane hialin.
b. Salmonella parathypi A
c. Salmonella parathypi B
d. Salmonella Parathypi C.
e. Faces dan Urin dari penderita thypus


Faktor Risiko
•  Kebiasaan jajan di tempat-tempat yang tidak memenuhi syarat kesehatan
•  Lingkungan yang kotor
•  Daya tahan tubuh yang rendah
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna, gangguan kesadaran, dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12 – 13 tahun ( 70% - 80% ), pada usia 30 - 40 tahun ( 10%-20% ) dan diatas usia pada anak 12-13 tahun sebanyak ( 5%-10% ). ( Kapita selekta kedokteran edisi 3 )

Patofisiologis
Salmonella tyhpi masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan dan atau minuman yang tercemar. Sebagian kuman akan mati akibat barier asam lambung, tapi sebagian lagi akan lolos ke dalam usus.
Sesampainya di usus, bakteri akan menembus masuk ke dinding usus halus melalui kelenjar yang disebut plak Peyer dan menimbulkan peradangan di sana. Bakteri ini kemudian berkembang biak dalam makrofag plak peyer tersebut.
Lama-kelamaan plak Peyer yang membesar akan menekan dinding usus sehingga terjadi nekrosis dan akhirnya pecah. Akibatnya kuman akan tersebar melalui darah (septikemi) ke seluruh organ tubuh.
Kelainan yang timbul pada jaringan limfoid usus dapat dibagi atas beberapa tingkat :
a. Tingkat I :
• Waktu inkubasi
• Proloiferasi sel retikuloendotel yang mempunyai daya fagosit dan membentuk sel-sel besar, mengandung satu inti yang jelas (mononukleus) dan mempunyai sitoplasma yang berlebihan berwarna merah (eosinofil). Dalam sitoplasma sel-sel ini terdapat kuman atau sisa-sisa jaringan nekrotik dan eritrosit (erythrophagocytosis). Sel-sel ini disebut pula sel typhus. Akibat kerusakan pada susuan retikuloendotel sumsum tulang dan tempat hemopoiesis, maka pembentukan lekosit berkurang.
• Pelebaran pembuluh darah (hiperemi) ; lekosit jarang.
• Bercak-bercak peyer dan lymphonoduli akibat hiperemi dan hiperplasi tampak membengkak dan menonjol di atas permukaan selaput lendir.  1 minggu.±Lamanya
b. Tingkat II :
• Nekrosis daripada jaringan limfoid yang membengkak itu dan mengeras seperti kerak dan disebut tingkat keropeng.
c. Tingkat III :
• Keropeng yang terdiri atas jaringan limfoid nekrotik dilepaskan, terjadilah tukak (ulkus). Tukak itu bertempat pada bercak peyer dan berbentuk lonjong dan memanjang menurut poros usus. Dasar tukak diliputi fibrin yang mengandung lekosit dan jaringan nekrotik dan secara mikroskopik tempat makrofag pada semua lapisan usus.
d. Tingkat IV :
• Tingkat resolusi (pembersihan) atau penyembuhan, jika terjadi perforasi.
•Tukak sembuh dengan regenerasi mukosa yang sempurna tanpa parut dan tanpa stenosis.

Gejala Demam Typoid
Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran pencernaan yaitu usus halus. Kemudian mengikuti peredaran darah, bakteri ini mencapai hati dan limpa sehingga berkembang biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba.

Gejala klinik demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala (asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang ditimbulkan antara lain ;
1. Demam lebih dari seminggu. Siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang malamnya demam tinggi.
2. Lidah kotor. Bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.
3. Mual Berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi berkembang biak di hatidan limpa, Akibatnya terjadi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
4. Diare atau Mencret. Sifat bakteri yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit buang air besar).
5. Lemas, pusing, dan sakit perut. Demam yang tinggi menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadinya pembengkakan hati dan limpa menimbulkan rasa sakit di perut.
6. Pingsan, Tak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali terjadi gangguan kesadaran.

Cara Kontrol
• Tingkatkan kebersihan diri dan lingkungan
• Pilih makanan yang telah diolah dan disajikan dengan baik (memenuhi syarat kesehatan)
• Jamban keluarga harus cukup jauh dari sumur (harus sesuai standar pembuatan jamban yang baik)
• Imunisasi

Pencegahan
Untuk dapat mencegah penyakit ini harus tahu terlebih dahulu cara penularan dan faktor resikonya. Kuman S typhi menular melalui jalur oro-fekal, artinya kuman masuk melalui makanan atau minuman yang tercermar oleh feses yang mengandung S typhi. Di negara endemis seperti Indonesia, faktor resikonya antara lain makan makanan yang tidak disiapkan sendiri di rumah (karena tidak terjamin kebersihannya), minum air yang terkontaminasi, kontak dekat dengan penderita tifoid, sanitasi perumahan yang buruk, higiene perorangan yang tidak baik dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
Oleh karena itu, pencegahan yang paling sederhana adalah dengan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air, menyiapkan makanan sendiri, tidak buang air besar sembarangan (di negara kita masih banyak keluarga yang tidak memiliki jamban sendiri), memasak makanan terlebih dahulu, bijak dalam menggunakan antibiotik.
Selain hal-hal di atas, saat ini sudah tersedia vaksin untuk tifoid. Ada 2 macam vaksin, yaitu vaksin hidup yang diberikan secara oral (Ty21A) dan vaksin polisakarida Vi yang diberikan secara intramuskular/disuntikkan ke dalam otot. Menurut FDA Amerika, efektivitas kedua vaksin ini bervariasi antara 50-80 %.
Vaksin hidup Ty21A diberikan kepada orang dewasa dan anak yang berusia 6 tahun atau lebih. Vaksin ini berupa kapsul, diberikan dalam 4 dosis, selang 2 hari. Kapsul diminum dengan air dingin (suhunya tidak lebih dari 37 oC), 1 jam sebelum makan. Kapsul harus disimpan dalam kulkas (bukan di freezer). Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada orang dengan penurunan sistem kekebalan tubuh (HIV, keganasan). Vaksin juga jangan diberikan pada orang yang sedang mengalami gangguan pencernaan. Penggunaan antibiotik harus dihindari 24 jam sebelum dosis pertama dan 7 hari setelah dosis keempat. Sebaiknya tidak diberikan kepada wanita hamil. Vaksin ini harus diulang setiap 5 tahun. Efek samping yang mungkin timbul antara lain, mual, muntah, rasa tidak nyaman di perut, demam, sakit kepala dan urtikaria.
Vaksin polisakarida Vi dapat diberikan pada orang dewasa dan anak yang berusia 2 tahun atau lebih. Cukup disuntikkan ke dalam otot 1 kali dengan dosis 0,5 mL. Vaksin ini dapat diberikan kepada orang yang mengalami penurunan sistem imun. Satu-satunya kontra indikasi vaksin ini adalah riwayat timbulnya reaksi lokal yang berat di tempat penyuntikkan atau reaksi sistemik terhadap dosis vaksin sebelumnya. Vaksin ini harus diulang setiap 2 tahun. Efek samping yang mungkin timbul lebih ringan dari pada jika diberikan vaksin hidup. Dapat timbul reaksi lokal di daerah penyuntikkan. Tidak ada data yang cukup untuk direkomendasikan kepada wanita hamil.

Retno Andiyani
E2A009065

Kamis, 16 Desember 2010

Tugas Dasar Epidemiologi “Pengantar Wabah / KLB”

1.      Apa saja kriteria suatu kejadian penyakit dikatakan wabah atau KLB ?
Suatu penyakit atau keracunan dapat dikatakan KLB apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a)      Timbulnya suatu penyakit/penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/tidak dikenal.
b)      Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
c)      Peningkatan kejadian penyakit/kematian, dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya (hari, minggu, bulan, tahun).
d)     Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
e)      Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya.
f)      Case Fatality Rate (CFR) dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibanding dengan CFR dari periode sebelumnya.
g)      Propotional rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang sama dan kurun waktu atau tahun sebelumnya.
h)      Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSS
i)        Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita :
a.       Keracunan makanan
b.      Keracunan pestisida

2.   Apa yang dimaksud dengan Herd Immunity ?
Heard immunity adalah pertahanan kelompok / pertahanan sekelompok masyarakat terhadap masuknya dan menyebarnya agen infeksi, karena sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki daya tahan terhadap infeksi yang berbeda –beda. Kekebalan kelompok diakibatkan oleh menurunnya peluang penularan bibit penyakit dari penderita yang terinfeksi kepada orang sehat yang rentan bila sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki ketahanan yang tunggi terhadap penyakit itu. Herd Immunity bias dikatakan jika bahwa antara masyarkat yang kebal dan tidak kebal terhadap suatu penyakit tidak mengelompok sendiri-sendiri sehingga penyebaran penyakit bias menurun dalam suatu kelompok tertentu.
Teori Herd immunity menyatakan bahwa, dalam penyakit menular yang ditularkan dari individu ke individu, rantai infeksi mungkin akan terganggu ketika sejumlah besar populasi kebal terhadap penyakit. Semakin besar proporsi individu yang kebal, semakin kecil kemungkinan bahwa individu rentan akan datang ke dalam kontak dengan individu menular.

3.      Pencegahan KLB :
a.       Penanggulangan sumber pathogen
-          Singkirkan sumber kontaminasi
-          Hindarkan orang dari paparan
-          Inactivasi / neutralisasi pathogen
-          Isolasi dan atau obati orang yang terinfeksi
b.      Memutus rantai penularan
-          Memutus sumber lingkungan
-          Penanggulangan transmisi vektor
-          Tingkatkan sanitasi perorangan
c.       Modifikasi respon penjamu
-          Imunisasi kelompok rentan
-          Pemakaian chemotherapy pencegahan

Nama : Retno Andiyani
NIM   : E2A009065/reg 1

Jumat, 12 November 2010

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

MALARIA
Di Indonesia jumlah kasus yang terjadi pada tahun 1967 sebanyak 16000 kasus malaria per juta penduduk menjadi 31000 kasus per juta penduduk pada tahun 2001.
Sebab dan gejala
Gejala dari malaria termasuk demam, sakit kepala, dan muntah, dan biasanya muncul antara 10 dan 15 hari setelah gigitan nyamuk. Jika tidak diobati, malaria dapat dengan cepat menjadi mengancam jiwa dengan mengganggu suplai darah ke organ vital. Di banyak bagian dunia, parasit telah mengembangkan resistensi terhadap beberapa obat malaria. intervensi kunci untuk mengendalikan malaria meliputi: pengobatan yang cepat dan efektif dengan terapi kombinasi berbasis artemisinin, penggunaan jaring insektisida oleh orang di resiko; dan indoor sisa penyemprotan dengan insektisida untuk pengendalian nyamuk vektor. Malaria disebabkan oleh parasit protozoa. Plasmodium (salah satu Apicomplexa) dan penu bila tak terawat; anak kecil lebih mungkin berakibat fatal.

Pengobatan

Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit terhadap klorokuin.Untuk suatu serangan malaria falciparum akut dengan parasit yang resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin secara intravena. Pada malaria lainnya jarang terjadi resistensi terhadap klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin.Prinsip penanganan malaria secara umum adalah bila tanpa komplikasi diberikan peroral artesunat kombinasi dengan amodiakuin (artesdiakuin) atau coartem atau duo-cotexcin, sedangkan malaria dengan komplikasi diberikan artesunat 2,4 mg/kgbb pada jam ke 0 - 12 - 24 - 72 dan seterusnya sampai pasien bisa diterapi secara oral atau digunakan artemeter 3,2 mg/kgbb dilanjutkan dengan 1,6 mg/kgbb.

Tindakan Pencegahan
  1. Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.
  2. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis malaria.
  3. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.
  4. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
  5. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit. Atau dengan memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.
  6. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala
  7. Menyemprot rumah dengan DDT.



TUBERCULOSIS PARU-PARU
Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru / berbagai organ tubuh lainnya yang bertekanan parsial tinggi. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau ketidakefektifan respon imun.
Bagaimana TBC menular ?
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri M. tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk. Pada anak-anak biasanya sumber infeksi berasal dari penderita TBC dewasa.Bakteri ini bila masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening ke bagian tubuh lainnya. Oleh karena itulah infeksi TBC dapat mengenai hampir seluruh organ tubuh, seperti paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan organ lainnya. Meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena adalah paru-paru, karena merupakan tempat pertama yang dimasuki oleh kuman tersebut.Beberapa keadaan diduga merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam meningkatnya infeksi TBC pada saat ini, antara lain:
- memburuknya kondisi sosial ekonomi,
- belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,
- meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal,
- meningkatnya infeksi HIV,
- daya tahan tubuh yang lemah/menurun,
- virulensi dan jumlah kuman yang meningkat.

PENGOBATAN
Penderita TBC umumnya memulai pengobatan dengan meminum sedikitnya 4 jenis tablet. Setelah beberapa bulan, ini mungkin dikurangi.  Tablet-tablet ini dapat menyembuhkan TBC jika diminum sedikitnya dalam jangka waktu  6 bulan.
Tindakan Pencegahan
o    Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
o    Pemeriksaan fisik.
o    Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
o    Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
o    Rontgen dada (thorax photo).
o    Uji tuberkulin.

Hal-hal yang perlu diperhatikan
1.  Menutup mulut ketika batuk dan bersin.
2. Haruskan meludah di tempat-tempat tertentu yang telah diberikan desinfektan (air sabun).
3. Imunisasi BCG diberikan kepada bayi usia 3-14 bulan.
4. Menghindari dingin.
5.Carilah sinar matahari dan udara segar cukup ke tempat tidur
6.Pengeringan kasur, bantal, dan tidur terutama pagi-pagi
7. Semua item yang digunakan untuk memisahkan pasien serta mencuci dan tidak boleh digunakan oleh orang lain
.
8. Makanan seharusnya tinggi karbohidrat dan protein tinggi.


CAMPAK
Campak merupakan penyakit virus yang dapat mendatangkan komplikasi
serius. Pada masa lalu, infeksi campak sangat umum di kalangan anak-anak. Kini campak jarang terjadi di NSW karena imunisasi. Gejala pertama adalah demam, lelah, batuk, hidung beringus, mata merah
dan sakit, dan terasa kurang sehat. Beberapa hari kemudian timbul ruam.
Ruam tersebut mulai pada muka, merebak ke tubuh dan berlanjut selama
4-7 hari.
Bagaimana penyakit ini dirawat?
Penderita infeksi campak biasanya dinasihati untuk beristirahat, minum
banyak cairan dan minum parasetamol untuk merawat demam. Tidak ada
perawatan spesifik. Ketika seseorang dapat menularkan penyakit campak, penting agar ia tetap tinggal di rumah untuk mengurangi kemungkinan ditularkan kepada
orang lain.
Tindakan Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

KEMATIAN IBU
Indonesia dewasa ini menghadapi era globalisasi yang sangat dahsyat. Masyarakat
menjadi makin urban dan modern. Kalau tigapuluh tahun yang lalu masyarakat urban
baru mencapai sekitar 20 persen dari seluruh penduduk Indonesia, dewasa ini sudah
mendekati 50 persen. Namun, Indonesia masih sangat terkenal dengan sebutan negara
dengan tingkat kematian ibu hamil dan melahirkan paling tinggi di dunia. Salah satu
sebabnya adalah karena masyarakat masih miskin dan tingkat pendidikannya rendah.
Tingkah laku masyarakat umumnya dicerminkan oleh keadaan sumber daya manusia yang rendah mutunya itu.
Tindakan Pencegahan
Berbagai upaya terus di­usahakan dalam rangka menurunkan angka ke­ma­tian ibu. Salah satu­nya adalah mengimplementasikan program Sa­fe Motherhood. Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan menerima perawatan yang me­reka butuhkan selama hamil dan bersalin. Program itu terdiri dari empat pilar yaitu ke­luarga berencana, pelayanan antenatal, per­salinan yang aman, dan pelayanan obs­te­tri esensial.

1.     Keluarga Berencana (KB)
2.    Pelayanan Antenatal
3.    Persalinan yang Aman
4.    Pelayanan
          Obstetri Esensial
5.    Peranan Puskesmas
6.     Melaksanakan konsep sayang ibu dan sayang bayi.                        

LAHIR MATI
Penyebab lahir mati
Kecacatan kelahiran - biasanya berpuncak daripada struktur atau kecacatan kromosom.
• Tali pusat terjatuh (prolaps), iaitu apabila tali pusat terkeluar dari faraj terlebih dahulu sebelum bayi. Ini menghalang pengaliran darah dan oksigen.
• Masalah uri (plasenta)
o Pemisahan uri dari dinding rahim (uterus). Bayi tidak mungkin dapat hidup sekiranya uri telah terpisah dari tempat implantasinya.
o Implantasi uri di bahagain pangkal rahim/bahagian bawah rahim atau serviks. Keadaan ini dipanggil plasenta previa. Sekiranya keadaan ini tidak dikesan di peringkat awal, ia boleh menggagalkan peluang bayi untuk hidup dan pendarahan yang serius mungkin berlaku.
• Keadaan kesihatan ibu mengandung sebelum dan juga semasa kehamilan seperti ibu mengidap diabetes (kencing manis) dan tekanan darah tinggi. Keadaan ini merupakan penyebab penting kejadian lahir mati dan masalah ini perlu dipantau sepanjang tempoh kehamilan.
• Masalah pada tali pusat
o tali pusat terpintal menyebabkan terganggunya pengaliran oksigen dan juga nutrien kepada bay
o tali pusat itu terbelit pada leher bayi, yang menjadikan bayi tercekik dan lemas apabila ia mula bergerak ke bahagian bawah
• Tiada punca yang dapat dikenalpasti (merupakan separuh dari kes lahir mati) tetapi kemungkinan besar disebabkan oleh jangkitan.
Pencegahan
• Lazimnya, lahir mati berlaku tanpa sebarang amaran, tetapi kadang-kala ia boleh dijangka dan dielakkan
• Penilaian ke atas janin dijalankan pada ibu-ibu yang berisiko tinggi terhadap masalah lahir mati - seperti ibu-ibu yang mempunyai masalah kesihatan (yang ada diabetes dan tekanan darah tinggi) terutama pada minggu terakhir kehamilan. Sekiranya semasa penilaian janin tersebut terdapatnya penemuan yang luar biasa, maka usaha untuk melahirkan bayi itu lebih awal mungkin dapat mengelakkan kejadian lahir mati.
• Bagi sesetengah kes terpecah uri atau abrubsi plasenta (placenta abrubtion), pembedahan kecemasan Caesarean mungkin dapat menyelamatkan nyawa.
• Carta pergerakan janin digunakan oleh para dokter untuk menjejak pergerakan janin dilakukan beberapa kali dalam sehari, terutamanya selepas minggu ke 26 kehamilan. Sekiranya bayi itu kurang menendang atau bergerak dari biasa, penilaian lanjutan ke atas janin perlu dijalankan. Bagi sesetengah kes, sekiranya doktor dapati ada keabnormalan yang berlaku, maka aruhan kelahiran dengan menjalankan pembedahan Ceasarean mungkin dapat menyelamatkan keadaan.
• Jaga kesehatan diri anda dengan baik sebelum mengandung. Setelah mengandung, dapatkan penjagaan ibu mengandung seawal mungkin untuk memastikan keadaan bayi anda sihat. Doktor akan menjalankan ujian saringan bagi mengesan sebarang jangkitan. Di samping itu, beliau akan mengkaji rekod kesihatan dan memastikan sebarang keadaan yang serius atau kronik telah dirawat dengan sewajarnya.

RETNO ANDIYANI
E2A009065
Reg 1 2009